Langsung ke konten utama

Ibu Guruku Ketus Tapi Cantik

“BILA KEMBALI”
Mengenang Ibu Guruku nan cantik jelita, ketus ketika marah, familiar, bersahabat dengan para siswa dan satu lagi,dikala beliau sedang menangis nampak semakin cantik. Garis matanya merah dengan air mata yang nyaris jatuh menetes di pipinya, namun cepat2 beliau memalingkan muka dan memungut sehelai sapu tangan dari dalam tas untuk menyeka lelehan air mata. Dengan suara yang nyaris melengking karena desakan emosi dalam dirinya, dikeluarkannya perintah absolute pada hari itu untuk membuat cerita pendek sebanyak 2 (dua ) halaman ! Ibu MARTINI , begitu nama yang kami tahu dan sangat kami hormati .  
      
       Ini cerita tentang sebuah judul lagu di tahun 1960an dan cerita dari seorang anak kecil yang saat itu sedang duduk di bangku sebuah SLTP di Kediri . Ceritanya dimulai ketika ia naik ke klas 3 dari klas 2/C , begitu ia memulai menuturkan apa yang dianggapnya sebagai sesuatu kenangan yang hampir tak terlupakan.  
Di klas 3 tersebut ia pernah bertemu  dengan seorang Ibu Guru yang mengajar Bahasa Indonesia . Bukan maksudnya mengatakan yang baik atau buruk tentang Ibu Guru itu, tetapi ia ingin kenangan di bangku SMP itu ada yang mau menuliskan sehingga ia dapat membaca ulang lagi seperti tatkala ia mengalaminya diwaktu dulu ia masih duduk di bangku  SMPN 2 Kediri.
Semua ini ia lakukan karena ia sudah mulai lupa2 ingat dengan kenangan2 itu alias menjadi anggota PenDaIng (Penurunan Daya Ingat) di usia enampuluhan. Sayang rasanya jika harus terlupa sama sekali, apalagi berkenaan dengan Ibu Guru yang hanya bertemu sebentar saja.
Inilah dia, lagu Bila Kembali yang dibawakan oleh Penyanyi Yoke Simatupang , dengan Pencipta lagu  Jules Fioole, dengan Lirik : sbb.

Daku sunyi tiada kasih, Sedih rasa di hati ,Luka hati tak terperi,Kekasih telah pergi
REFF: Lamunan melayang Tinggi di awan Harapan tiada Hidupku merana
Tinggallah daku sendiri, Hidupku tak berarti, Kasihku bila kembali , Kukan tetap menanti.

       Lagu ini menjadi favorite Ibu Guruku yang paling cantik , ketus kalau sedang marah namun familiar. Meskipun beliau ketus tetapi entah apa sebabnya , tetap saja beliau mengajar penuh semangat kepada kami yang masih kanak2 dengan bimbingan seperti orang tua kami masing2. Ini keistimewaan beliau., “IBU MARTINI”.  I’ll never forget U Mom !
Kami mendapatkan Ibu Guru bahasa Indonesia ini ketika duduk di  klas III C kira2 di pertengahan tahun 1964. Setelah itu Yopie dan beberapa anak lainnya dipindahkan ke klas III A. Kata Yopie, kemungkinan beliau memang hanya mengajar di klas 3. Begitu yang diceritakan kepada saya .

Beliau ini (kalau Yopie tak salah ingat) adalah isteri dari Guru kami yang lain di SMPN 2 yaitu Bapak Mulyono ( pengajar Ilmu Alam) hingga klas 3, atau justru baru mulai. Beliau juga sosok Bapak Guru yang sangat kami hormati , dan sering bergurau dengan teman2 Klas 3 lainnya. Bahkan pada saat sendau gurau itu mencapai puncaknya, beliau bisa tertawa hingga air matanya menitik keluar. Itu menjadi bukti sementara, betapa keakrapan beliau dengan murid2nya .Tidak suka marah sih, dan cenderung mengangkat semangat belajar muridnya dengan adegan2 yang lucu.
Antara lain, Pak Mul ( begitu panggilan akrapnya), jika menyuruh siswa cowok maju ke depan dan tidak bisa menjawab pertanyaannya, siswa itu disuruh meletakkan dagunya di atas genggamannya lalu ditumbuk dari bawah. Jika siswi, maka telapak tangannya dibuka dan dagu siswi itu diusapnya dengan mesra ha ha ha ! Kami tidak pernah menaruh curiga apa2, hanya seloroh yang segar saja.
       Profil Ibu Martini lain lagi. Beliau pendiam ( anggapan sementara), karena tidak lama kami berjumpa dengan beliau. Sungguh sangat sebentar ! Postur tubuh yang tiggi , tidak gemuk, langsing , wajahnya putih berseri , suaranya nan merdu dsb. Busana yang paling saya ingat ya ketika beliau marah2 itu, mengenakan kebaya warna hijau  dengan kain ala RA Kartini, bercorak batik dengan warna putih, pergilah beliau mengajar . Begitu celetuk Yopie.
Nah yang saya ingin kenang kembali adalah ketika Ibu Guru kami yang cuantik tersebut masuk klas dengan marah2, dan dengan wajah merona merah yang tampak di garis mata beliau, antara marah atau bekas menangis, entah mana yang betul. Air matanya yang menggantung di garis mata bagian bawah bagai butiran2 berlian yang ber-kilat2 tertimpa cahaya matahari nyaris menetes ke pipi beliau ketika beliau duduk di meja guru.
Dengan gerak sangat per-lahan2 untuk menghilangkan kecurigaan kami beliau memalingkan wajahnya. Kemudian men-cari2 sesuatu ke dalam tas kerjanya dan menarik sehelai saputangan untuk mengusap berlian2  cair yang tumpah dari mata beliau yang sudah tak terbendung itu. Sungguh adegan yang sangat colossal dan indah untuk direkam jika saja saat itu Yopie punya sebuah handicam, katanya. Sungguh sangat mengharukan.
Dengan nada suara yang melengking tinggi bekas menangis atau menahan rasa sesak di dada beliau,  kami diperintahkan mengeluarkan kertas tulis dan menulis cerita pendek 2 halaman . Lalu tanpa membuka suara apapun kami melaksanakan perintah  absolute itu (ini cuma istilah Gue) . Namun hati kami bertanya   - Wahai Ibunda yang kami cintai, mengapa engkau  menangis di saat itu, adakah beban yang sangat berat sedang engkau derita dan rasakan ? Kelihatannya sedemikian itulah kemelut yang sedang engkau hadapi , dan kini tersirat di wajahmu yang sangat kami hormati ! Sungguh wajahmu di kala itu memancarkan aura kemarahan dan kekesalan yang amat sangat besar . Kami anak2 yang baru berusia 15 tahun itu hanya tahu dengan me-raba2 seperti balita  kehilangan botol minumnya. Namun dalam hati  kami menduga pastilah My Mom just has a Big Trouble dan kami sungguh tak tahu apapun !
Kini kami-pun tak tahu dimana beliau berada ?
       Di suatu hari, kami ingat sekali Ibu Kita nan jelita ini pernah mengeluarkan pertanyaan kepada para siswa: “ siapa yang hafal lagu Bila Kembali tolong tuliskan untuk Ibu.” – Begitu pintanya kepada kami. – Aku diam saja mengingat banyak siswi yang aku yakin juga tahu lagu tersebut. Maklum lagi di peringkat atas ( one of the top ten ) gitu loh !
Yang membuat kami ber-tanya2 adalah, ketika hari2 berikutnya kami tak pernah melihat beliau lagi hingga kami2 selesai menjalani ujian akhir tahun. Sejak kami diminta menuliskan lagu Bila Kembali untuk beliau itu, sejak kami disuruh membuat karangan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia  sebanyak 2 halaman itu, sejak beliau marah2 hingga  garis matanya terlihat merah dan sedikit bengkak,  kami tak pernah lagi melihat beliau.
Ketika hajatan akhir tahun setelah ujian akhir dimana SMPN 2 Kediri menggelar acara wayang kulit semalam suntuk  dimana  aku-pun tak datang ( aku baru datang esok paginya) , dan ketika itu aku berjumpa dengan teman2 putri seperti Sri Yekti Rahayu dan  Niken keesokan harinya , kami juga tidak bicara masalah kemana Ibu Kita itu pergi meninggalkan kami. No news and no one tell us about her.
       Aku tidak hadir dalam acara tutup tahun ajaran karena  aku bukan siswa yang berprestasi tinggi, malu ah !. Keberhasilanku hanya karena ada motto semua siswa harus lulus . Begitupun di SMAN, dan seterusnya pendidikan ke jenjang S1 aku biayai sambil bekerja di sebuah kota di Kalimantan Timur, 10 (sepuluh ) tahun sesudah aku lulus SMA di th 1968.
Kembali kepada lagu Bila Kembali. Mengapa Ibu Guruku seakan terperangkap dengan kalimat “ Daku sunyi tiada kasih “ ?. Itukan hanya lirik lagu pop yang sedang laris di tahun 1965an saja ! Apakah itu begitu penting bagi Beliau , atau betul2 Beliau sedang dalam keadaan seperti makna yang tersirat di sana ?. Sedih rasa di hati , kemudian hati luka tidak terperi. Dan , kami yang berada di hadapanmu hanya bengong, kaya boneka Dacochan yang tak tahu harus berbuat apa ketika tuannya lagi deep crying .
Jika memang keadaan itu yang sedang engkau alami saat itu, kami sungguh ikut bela sungkawa.  Wahai Ibundaku, deritamu pastilah amat berat, hal itu kukatakan karena lirik sambungannya mempunyai kualitas derita yang lebih berat . – Kekasih pergi , Lamunan melayang tinggi di awan , harapan tiada, hiduppun merana , tinggal sendirian, hidup menjadi tak berarti dst. Aku-pun tak dapat meneruskan mimpi buruk itu, so what happen ?.  
Jika mengingat sikon yang demikian maka kami hampir  yakin bahwa Ibu Guruku itu memang lagi big trouble alias BT. - Yopie, lu jangan terlalu serius ah kataku. – O tidak, itu yang aku lihat semua saat itu, kata Yopie. Sekali lagi andai aku punya handicam di era 1965 itu, pasti adegan itu aku rekam, dan begitu maunya baru lu percaya kan ?. Kata Yopie memprotes padaku dan kemudian melanjutkan ceritanya . –
Hanya saja amat keterlaluan bila beliau yang penuh perhatian kepada kami , penuh dedikasi menurut anggapan siswa2nya , tetapi di tempat lain ia justru harus tidak mendapatkan perhatian yang semestinya dari orang yang dikasihi, malah ditinggalkan. Begitu kan , lirik lagu Bila Kembali ?.
       Saat ini di tahun 2008 bulan Oktober tgl.13 hari Senin,  setelah 44 tahun kemudian sejak Yopie kecil duduk di bangku SMPN 2, ia mengaku  merasa kehilangan suluh untuk menemui guru2 di SMP dan SMA-nya.
Kadang2 ia meneteskan air matanya jika mengingat waktu itu. Tidak bisa ikut banyak kegiatan karena keterbatasan, termasuk keinginanannya untuk bertemu dengan gurunya di SMPN 2 Kediri, mungkin kalau toh bisa berjumpa, hanya nisan bisu yang dapat dilihatnya.
Kasihan lu Yop, kataku !.Yah waktu berlalu begitu cepat, tak mungkin dihentikan hanya untuk sekedar menengok hari2 lalu . Yopie  sendiri baru berhasil setelah merantau selama 30 tahun, dan setelah pensiun kini kembali gembel lagi, he he . Begitu ada keberhasilan menghampiri dirinya , semuanya telah habis ditutup oleh waktu yang melesat sangat cepat (times like the wind, goes a hurrying bye, and the hours just fly) begitu kata Yopie yang tak bisa bahasa Inggris itu menirukan lagunya John Rowles .
Aku mula2 masuk SMPN 2 Kediri di klas I/C , itu tuh bangunan yang di sebelah barat, dekat wc, sumur dan pohon2 pisang kepok. Waktu itu (1962 – 1965 SMPN 2 ada di desa Pocanan). Begitu Yopie mengakhiri kaleidoscope nya di tahun 1964 hingga 1965 sambil berseloroh dan minta tolong padaku untuk mengirimkan tulisan ini ke alamatnya.
Ia ceritakan pula di saat2 mau pergi, tambahkan di tulisanmu aku menjadi orang yang mengabdi di Dep.Keuangan sejak 1974 hingga berakhir di tahun 2005 .       
       Kini Yopie entah di mana,  ia pergi setelah tahu idenya ada yang mau menuliskan, dan ia pergi membawa salinannya. Ia berpesan jika ada kesempatan berjumpa lagi dan ia ada uang, ia akan menghubungi lewat handphone , begitu katanya.    
Sebagai penutup , salam dari Yopie ex Staff Ditjen Anggaran era 2002 sampai 2005, buat adik2 SMPN2 Kediri di era 2008 – 2009 , bye ! Belajar yang rajin agar jadi orang besar kelak, OK ?

Jakarta, Senin, tanggal 13 Oktober 2008.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FOTO DAN CERITA dari Sungai Karang Mumus

Di atas itu adalah foto-foto selama menyusuri Sungai Karang Mumus di Samarinda.Perjalanan dilakukan dengan naik perahu kecil dengan penumpang 3(tiga) orang termasuk pemilik perahu, pada tanggal 18 Pebruari 2018.

TERBANG MALAM BERSAMA SEORANG DEWI

09/05/2017 8:55:36 Cerita ini hampir mirip dengan nonton film tiga dimensi, atau bahkan seperti cerita dalam Mahabharatha, dimana nama tokoh penulisnya ada didalamnya. Yaitu Mpu Valmiki. Miripnya dengan film tiga dimensi, benda-benda yang jauh tampak kecil. Dan manakala kami bagaikan terbang mendekati sesuatu objek, maka objek itupun tampak membesar. Pergerakan yang cepat menimbulkan desau angin yang kuat. Dan ketika kami diam disuatu tempat yang tinggi, awan tampak bergerak berarak-arak. Benar-benar seperti dongeng. Sayang sekali aku tidak bertanya, atau tidak dapat bertanya tentang siapa dia. Dia seolah menunjukkan kepadaku, betapa indahnya alam raya diluar Bumi ini. Sebentar berhenti, melihat kebawah. Dibawah sana tampak kendaraan roda 4 sedang bergerak beriring-iringan dijalan yang padat. Seolah memberikan pelajaran kepadaku, alangkah luasnya angkasa raya ini, dan tanpa macet. Yang masih kuingat busananya, dia menggunakan kain penutup badannya dengan warna seperti pela

LUDRUK MARHAEN KEBANGGAAN PARA SENIMAN JAWA-TIMUR

LUDRUK MARHAEN, WHERE ARE YOU. . . ? ? ? Keseniaan apapun namanya, akan menghinggapi kalbu setiap insan. Dari meniup seruling bambu, menirukan lagu-lagu pop yang populer saat tertentu, hingga serampang 12 pernah kuikuti. Belakangan hari, sebelum saya benar-benar jompo,   tinggal satu seni yang aku dapat mengikuti latihannya, yaitu seni memukul bola tennis. Tetapi dari sekian banyak jenis kesenian itu, kini ada yang hampir punah, atau bahkan telah benar2 punah.LUDRUK...! Aku memilih seni Ludruk ini menjadi bahan tulisan pendek, karena pagi ini +/- pk 07.00 kubuat status di facebook, yang menyangkut Seni Ludruk, Ketoprak Siswo-Budoyo, Film Tiga Dara th 1957 dan Ketoprak Mataram dengan Cokro-Jiyo nya. Ludruk adalah kesenian rakyat, seni pentas yang amat dekat dengan kehidupan rakyat kecil. Terutama warga Jawa Timur, kesenian ini bukan sesuatu yang asing. Disukai karena disamping adegan lawak yang tidak ada putusnya pada semua adegan, juga seolah-olah semua lawakan i