Langsung ke konten utama

KETIKA AKU MENDENGAR KATA BRIMOB

Markas Brimob Agak Jauh dari Sekartaji.
Semua ini memang kisah nyata yang menimpa diriku pada saat aku usia 17 tahun, dan berlangsung didepan penglihatanku. Kadang-kadang aku juga terlibat di dalamnya. Aku tak pernah berpikir bahwa cerita masa remajaku justru berkisar secara Sekolah Centris. Tetapi apa boleh buat, keindahan cerita masa remaja justru ada di sana. Jiwaku sedang tumbuh, aku ingin melihat apa saja yang aku bisa lihat dan lakukan. Termasuk menikmati bergurau bersama kawan disepanjang perjalanan pulang dari sekolah.
Sama sekali aku bukan mengarang cerita ini, aku hanya me-rewin dan memceritakan agar orang mengetahui sebelum aku lupa sama sekali.
Semua orang di Kediri mengetahui bahwa jika seseorang berjalan dari Taman Sekartaji menuju ke Barat, maka suatu saat akan melihat Markas Brimob yang luas sekali disisi kanan jalan.
Yang menjadi ceritaku kali ini adalah saat kami berangkat ke sekolah, dan masih amat pagi. Dari pertigaan pasar, seorang demi seorang bergabung dengan perjalananku, hingga akhirnya berjumlah 4 orang.
Dalam perjalanan menuju ke sekolahan itu kami saling mengolok, saling mendorong dan tertawa terus menerus hingga ke jalan disamping Taman Sekartaji dan Markas Denpom sekarang.
Terus terang kami bergurau hanya dengan teman-teman sendiri yang memang telah akrap. Tak pernah kami mengganggu orang lain, apalagi jika ia seorang anggota TNI. Sungguh itu adalah ulah yang tidak tepat. Menurut istilah dalam Cerita Silat karangan Kho Ping Hoo, justru disebut “Mencari Setori” atau “Mencari Jalan Kematian”.
Tetapi di saat itu, terjadi sesuatu yang sama sekali tidak kami inginkan. Dalam berjalan kaki berempat, aku berada pada posisi ke 3 dari pinggir jalan. Posisi ke 4, yang paling luar, adalah seorang teman bernama Mohammad Dhofir.
Pada saat dorongan yang begitu kuat dan tiba-tiba dari salah seorang teman yang berada paling dalam terjadi, tak ada lagi yang dapat kulakukan kecuali aku merangkul Dhofir agar tak jatuh. Tetapi Dhofir sendiri justru ikut jatuh.
Bersamaan dengan itu ikut jatuh juga seseorang naik sepeda yang sedang mendahului kami dan berada pada posisi satu garis dengan kejatuhan kami.
Orang yang mengenakan seragam putih atas bawah itu bangun, dan membentak kami serta menyuruh kami menunggu di tempat karena ia akan meminta bantuan. Ketika ia bicara kami hanya diam tidak bersuara karena merasa bersalah.
Tetapi begitu orang tersebut pergi dan kami mendengar kata Brimob, dengan spontan kutangkap tangan temanku dan kuajak melarikan diri sambil berteriak: “ Lari Fiiiir!!!. Dan untungnya, markas Brimob cukup jauh dari Taman Sekartaji.
Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar dari teman yang dua orang lainnya, bahwa si orang yang jatuh dari sepeda adalah betul-betul anggota Brimob bagian kesehatan. Oh my God!
Hari itu aku dan Dhofir tak masuk ke sekolah meskipun sekolahanku tinggal beberapa langkah lagi dari Taman Sekartaji. Itu dia.

09/02/2011 12:28:05

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FOTO DAN CERITA dari Sungai Karang Mumus

Di atas itu adalah foto-foto selama menyusuri Sungai Karang Mumus di Samarinda.Perjalanan dilakukan dengan naik perahu kecil dengan penumpang 3(tiga) orang termasuk pemilik perahu, pada tanggal 18 Pebruari 2018.

TERBANG MALAM BERSAMA SEORANG DEWI

09/05/2017 8:55:36 Cerita ini hampir mirip dengan nonton film tiga dimensi, atau bahkan seperti cerita dalam Mahabharatha, dimana nama tokoh penulisnya ada didalamnya. Yaitu Mpu Valmiki. Miripnya dengan film tiga dimensi, benda-benda yang jauh tampak kecil. Dan manakala kami bagaikan terbang mendekati sesuatu objek, maka objek itupun tampak membesar. Pergerakan yang cepat menimbulkan desau angin yang kuat. Dan ketika kami diam disuatu tempat yang tinggi, awan tampak bergerak berarak-arak. Benar-benar seperti dongeng. Sayang sekali aku tidak bertanya, atau tidak dapat bertanya tentang siapa dia. Dia seolah menunjukkan kepadaku, betapa indahnya alam raya diluar Bumi ini. Sebentar berhenti, melihat kebawah. Dibawah sana tampak kendaraan roda 4 sedang bergerak beriring-iringan dijalan yang padat. Seolah memberikan pelajaran kepadaku, alangkah luasnya angkasa raya ini, dan tanpa macet. Yang masih kuingat busananya, dia menggunakan kain penutup badannya dengan warna seperti pela

LUDRUK MARHAEN KEBANGGAAN PARA SENIMAN JAWA-TIMUR

LUDRUK MARHAEN, WHERE ARE YOU. . . ? ? ? Keseniaan apapun namanya, akan menghinggapi kalbu setiap insan. Dari meniup seruling bambu, menirukan lagu-lagu pop yang populer saat tertentu, hingga serampang 12 pernah kuikuti. Belakangan hari, sebelum saya benar-benar jompo,   tinggal satu seni yang aku dapat mengikuti latihannya, yaitu seni memukul bola tennis. Tetapi dari sekian banyak jenis kesenian itu, kini ada yang hampir punah, atau bahkan telah benar2 punah.LUDRUK...! Aku memilih seni Ludruk ini menjadi bahan tulisan pendek, karena pagi ini +/- pk 07.00 kubuat status di facebook, yang menyangkut Seni Ludruk, Ketoprak Siswo-Budoyo, Film Tiga Dara th 1957 dan Ketoprak Mataram dengan Cokro-Jiyo nya. Ludruk adalah kesenian rakyat, seni pentas yang amat dekat dengan kehidupan rakyat kecil. Terutama warga Jawa Timur, kesenian ini bukan sesuatu yang asing. Disukai karena disamping adegan lawak yang tidak ada putusnya pada semua adegan, juga seolah-olah semua lawakan i