Cerita dari Riau daratan, tahun 1995 -1997
Cerita ini kudapat
dari Kota Dumai, yang terletak di pantai Timur Propinsi Riau Daratan, ketika
penulis tinggal disana. Kata tersebut adalah istilah, lokasi, sekaligus nama
sebuah Kecamatan di Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau Daratan.
Bagi warga
Kota Dumai, pasti mengenal nama atau kata “Sungai Buatan”. Apa itu?
Saya sendiri sebagai
menulis, hanya tau dari membaca dokumen keuangan sebagai alat pembayaran gaji, tetapi
tidak pernah berkunjung sendiri ke daerah tersebut. Sehingga tidak mengetahui secara tepat apa yang
dimaksud dengan istilah “Sungai Buatan”.
Hal itu
disebabkan oleh kesibukan kerja sehari-hari, dan transportasi darat menuju ke
daerah itu, pasti sangat melelahkan atau tidak ada.
Satu-satunya
jalan yang harus ditempuh adalah jalur air. Jangan membayangkan dengan transportasi air, Anda
akan menikmati sebuah perjalanan yang menyenangkan. Perahu dengan mesin yang
berisik, penumpang berjubel , dan lain-lain. Kecuali bila kondisi kendaraan air
yang ada, dilengkapi seperti dinegeri lain.
Dalam perjalanan
dengan perahu Klotok , hanya hembusan angin dari laut yang dapat menyejukkan
badan. Ketika kita naik kedarat, angin kering dan panas, air minum mahal,
menjadi bagian tak terpisahkan. Dan jangan lupa memperhatikan warna air sungai.
Kuning seperti Teh susu.
Demi mengejar
rasa penasaran, saya mencoba mencari jawaban. Di dalam peta propinsi Riau, kita
dapat melihat bahwa di sepanjang pantai Timur terdapat garis putus-putus
berwarna hijau, yang menunjukkan bahwa itu adalah daerah “Rawa-Rawa”.
Gabungan dari
kata Rawa-Rawa dan Sungai Buatan menimbulkan pemandangan dalam sebuah kondisi
baru. Rawa-Rawa tersebut dikeringkan dengan cara membuat parit-parit. Saya tidak
tau, bagaimana penduduk wilayah tersebut yang masih dalam kondisi sangat
tertinggal, mempunyai ide seperti itu.
Dugaan penulis,
parit-parit itu dibuat pada jaman Belanda. Dibuat untuk mengeringkan rawa,
kemudian ditanami Pohon Karet. Semasa Indonesa belum merdeka, banyak
perkebunan-perkebunan dibuka di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.
Hingga saat
ini, Sungai Buatan adalah sebuah nama
bagi sebuah wilayah, dimana ada kanal yang dibuat untuk 2 kepentingan
sekaligus. Sebagai alat mengeringkan daerah Rawa, dan sebagai jalur
transportasi air.
Akibat adanya
kanal yang dikenal dengan Sungai Buatan itu, Rawa menjadi kering karena air
mengalir ke kanal, dan daratan dapat dihuni dan ditanami. Itulah keberuntungan
penduduk di sana dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal untuk hidup.
Ingin rasanya
melihat dan menggali lebih banyak tentang sungai buatan tersebut, tetapi kapan
?
Di Jawa ada yang mirip dengan istilah itu, yaitu...istilah
“Gang”. Ada Gang 1 s/d 10. Di Riau, ada Sungai Buatan 1 s/d 35.
Jika ingin
menyaksikan, pergilah ke Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau Daratan.
Di Pulau
Jawa yang nyaris sama dengan Sungai Buatan juga ada, yaitu...”Pengemis-Buatan”...he
he he...
10/05/2017
5:51:30
Komentar
Posting Komentar