Berebut Jangkrik Dengan Tangan Misterius.
Ini sebuah kisah nyata yang dialami oleh adikku yang ke lima. Dia dan juga diriku, memang suka dengan Serangga kecil yang mengeluarkan suara amat nyaring ini.
Setahu saya, spesifikasinya ada dua, yaitu yang berkepala agak kemerahan dan satu lagi hitam gelap. Serangga malam ini, bukan mainan atau barang baru bagi semua anak seusia SD dan SMP, termasuk adikku tersebut.
Suatu hari, ketika aku pulang ke Kediri, setelah beberapa tahun berada di Kalimantan, ia bercerita bahwa dirinya pernah berpacu dengan sekumpulan orang (anak-anak), yang sedang mencari Jangkrik ke sawah-sawah, yang telah mengering hingga ke lereng Gunung Klothok.
Saat mulai menginjakkan kaki di areal persawahan yang telah mengering, dan dipenuhi oleh suara Jangkrik, ia ditemani oleh temannya dari rumah dengan membawa lampu petromax. Lampu yang amat terang ini menjadi alasan kuat untuk tidak merasa ketakutan ditempat yang gelap, walaupun lokasinya telah jauh sekali dari rumah.
Tetapi menurut cerita adikku, saat itu entah karena ada yang membawa lampu yang terang atau ada alasan lain, terasa para pemburu Jangkrik disana menjadi tambah ramai. Akibat dari itu, menjadi amat sulit untuk menangkap Jangkrik itu sendiri. Ketika merasa ada getaran kaki yang kuat, serangga tersebut spontan menghentikan suaranya dan itu menjadi sulit menandai keberadaannya.
Tanpa terasa kaki mereka makin jauh melangkah ke arah barat, mendekati lereng gunung. Setiap kali tangannya dan tangan kawannya menerkam si Jangkrik, setiap kali pula serangga-serangga itu melompat.
Perburuan Jangkrik itu berakhir pada Jam 02.00 tengah malam, tatkala ada suara bunyi Jankrik yang amat kuat. Pastilah ini Jangkrik yang amat tangguh,dan pikiran adikku bersama kawannya akan segera pulang manakala mendapatkan yang satu ini.
Mereka perlahan-lahan mendekati arah suaranya, kemudian secara bersama-sama menerkam si Jangkrik dengan kepastian tinggi akan berada di dalam genggaman tangannya. Namun sungguh tak pernah mereka duga, bahwa akan terjadi sesuatu yang amat mengejutkan. Bersamaan dengan tangan mereka menerkam si Jangkrik, ada pula tangan orang ketiga yang ikut menerkam, dan yang membuat mereka sangat ketakutan adalah : “ Orang itu berkata (Ini Jangkrikku) dan Jari-jari orang ketiga itu besarnya sama dengan betis kaki anak-anak seusia SMP”. Tanpa pikir panjang lagi lampu petromax mereka lepaskan dan berlari sekuat tenaga meninggalkan areal persawahan.
Setelah tiba di jalan besar dan berhenti berlari, mereka menegok kebelakang. Ternyata di belakang mereka hanya ada kesepian dan anak-anak lainnya yang tadi seolah-olah juga mencari Jangkrik bersama-sama, telah lenyap entah kemana.
Setelah tiba di jalan besar dan berhenti berlari, mereka menegok kebelakang. Ternyata di belakang mereka hanya ada kesepian dan anak-anak lainnya yang tadi seolah-olah juga mencari Jangkrik bersama-sama, telah lenyap entah kemana.
Adikku dan temannya baru sadar, bahwa mereka berdua tak punya teman lainnya yang bersama-sama mencari Jangkrik di tempat yang sunyi itu. Sejak itu kegemarannya mencari Jangkrik berganti dengan Gitar.
02/02/2011 10:05:10
Komentar
Posting Komentar